Rabu, 17 April 2013

PERILAKU PRODUSEN


PERILAKU PRODUSEN
 A.  PRODUSEN DAN FUNGSI PRODUSEN
          Produksi adalah usaha menciptakan dan meningkatkan kegunaan suatu barang untuk memenuhi kebutuhan. Dan orang yang menghasilkan barang atau jasa untuk dijual atau dipasarkan disebut produsen. Untuk dapat melakukan kegiatan produksi, seorang produsen membutuhkan  faktor – faktor produksi. Terdapat dua macam faktor produksi yaitu faktor produksi asli dan faktor produksi turunan.
1.    Faktor produksi asli
Yang termasuk faktor produksi asli antara lain sebagai berikut :
·         Alam. Contohnya : tanah, air, udara, sinar matahari, tumbuh – tumbuhan, hewan, barang tambang.
·         Tenaga kerja. Tanpa adanya tenaga kerja, sumber daya alam yang tersedia tidak akan dapat dirubah atau diolah menjadi barang hasil produksi.
2.    Faktor produksi turunan
Yang termasuk faktor produksi turunan adalah modal dan keahlian.
3.    Fungsi Produksi
                             Fungsi produksi merupakan interaksi antara masukan (input) dengan            keluaran (output). Misalkan kita memproduksi jeans. Dalam fungsi produksi,              jeans itu bisa diproduksi dengan berbagai macam cara. Kalau salah satu                       komposisinya diubah begitu saja, maka hasilnya juga akan berubah. Namun,                 output dapat tetap sama bila perubahan satu komposisi diganti dengan                              komposisi yang lain. Misalnya penurunan jumlah mesin diganti dengan                              penambahan tenaga kerja. Secara matematis, fungsi produksi dapat ditulis             sebagai berikut :
                   Q = f(L, R, C, T)
                   Dimana :
                   Q         = jumlah barang yang dihasilkan (quantity)
                   F          = symbol persamaan (function)
                   L          = tenaga kerja (labour)
                   R         = kekayaan alam (resources)
                   C         = modal (capital)
                   T         = teknologi (technology)
 B.  PERILAKU PRODUSEN
                   Sebuah usaha produksi baru bisa bekerja dengan baik bila dijalankan oleh      produsen atau yang sering kita sebut pengusaha. Pengusaha adalah orang yang         mencari peluang yang menguntungkan dan mengambil risiko seperlunya untuk    merencanakan dan mengelola suatu bisnis.
                   Pengusaha berbeda dengan pemilik bisnis kecil ataupun manajer. Bila hanya memiliki sebuah usaha dan hanya berusaha mencari keuntungan, maka orang itu         barulah sebatas pemilik bisnis. Bila orang itu hanya mengatur karyawan dan   menggunakan sumber daya perusahaan untuk usaha, maka orang itu disebut     sebagai manajer. Pengusaha lebih dari keduanya. Pengusaha berusaha mendirikan   perusahaan yang menguntungkan, mencari dan mengelola sumber daya untuk       memulai suatu bisnis.
          Agar berhasil seorang pengusaha harus mampu melakukan 4 hal sebagai berikut :
a)    Perencanaan. Perencanaan antara lain terkait dengan penyusunan strategi, rencana bisnis, serta visi perusahaan. Ia harus tau apa yang ingin ia capai dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut.

b)    Pengorganisasian. Semua sumber daya yang ada harus bisa ia kelola untuk mencapai tujuan perusahaannya, baik sumber daya, modal, maupun manusia.

c)    Pengarahan. Agar rencana bisa terwujud, pengusaha wajib mengarahkan dan membimbing anak buahnya.

d)    Pengendalian. Kemampuan ini ada hubungannya dengan bagaimana hasil pelaksanaan kerja tersebut. Apakah sesuai dengan rencana atau justru sebaliknya.



 C.  PRODUKSI OPTIMAL
                   Produksi optimal dikaitkan dengan penggunaan faKtor produksi untuk memproduksi output tertentu, posisi optimal ini dicapai dimana tidak          dimungkinkan untuk meningkatkan output tanpa mengurangi produksi output yang   lain.


 D.  TINGKAT PRODUKSI OPTIMAL
          Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantitiy (EPQ) adalah sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan (Yamit, 2002). Metode EPQ dapatdicapai apabila besarnya biaya
persiapan (set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimum. Artinya, tingkat produksi optimal akan memberikan total biayapersediaan atau total inventori cost (TIC) minimum.
          Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya persiapan.Metode EPQ menggunakan asumsi sbb :
1.    barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan.
2.    selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.
3.    selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama pemenuhan.


 E.  PENENTUAN VOLUME PRODUKSI YAN G OPTIMAL
                   Menurut Riyanto (2001), penentuan jumlah produk optimal hanya       memperhatikan biaya variable saja. Biaya variable dalam persediaan pada      prinsipnya dapat digolongkan sbb :
1.    Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan                proses produksi yang disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).
2.    Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut biaya penyimpanan (holding cost).
                   Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang bervariasi secara        langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan      semakin besar apabila rata-rata persediaan semakin tinggi.Biaya yang termasuk        sebagai biaya penyimpanan diantaranya :
1.    Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas atau pendingin)
2.    Biaya modal (opportunity cost of capital)
3.    Biaya keusangan
4.    Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan
5.    Biaya asuransi persediaan
6.    Biaya pajak persediaan
7.    Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan
8.    Biaya penanganan persediaan, dan sebagainya.


SUMBER :

PERILAKU KONSUMEN


PERILAKU KONSUMEN

 A.PENGERTIAN PERILAKU KONSUMEN
            Perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang saat mendapatkan,    mengkonsumsi,       dan membuang barang atau jasa (Blackwell, Miniard,    & Engel, 2001). Sedangkan The       American Marketing Association      mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi       dinamis dari      pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia       melakukan   pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku   konsumen mengikutkan pikiran dan       perasaan yang dialami manusia       dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi (Peter &       Olson,      2005). Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan      konsumsi dari individu. Perilaku konsumen       berhubungan dengan alasan dan tekanan yang      mempengaruhi      pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan jasa    yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan       pribadi (Hanna & Wozniak, 2001).
            Perilaku konsumen adalah tingkah laku dari konsumen, dimana       mereka dapat       mengilustrasikan pencarian untuk membeli,       menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki       suatu produk dan jasa   mereka. Focus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu      membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah       tersedia untuk    mengkonsumsi suatu barang. Dari pengertian      perilaku konsumen pada bahasan sebelumnya, ada dua elemen penting       yaitu elemen proses pengambilan keputusan dan elemen kegiatan       secara fisik. Kedua elemen tersebut melibatkan individu dalam       menilai, mendapatkan serta    menggunakan barang dan jasa. Konsumen     membeli barang dan jasa adalah untuk mendapatkan manfaat dari      barang dan jasa tersebut. Jadi perilaku konsumen tidak hanya       mempelajari apa yang dibeli atau dikonsumsi oleh konsumen saja,       tetapi juga dimana, bagaimana kebiasaan dan dalam kondisi macam apa     produk dan jasa yang dibeli.

 B.DUA WUJUD KONSUMEN
Dua wujud konsumen yaitu ;
1.  Personal Consumer adalah konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri.

2.  Organizational Consumer adalah konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.

 C.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
      Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (1996) keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli.
ü  Faktor Budaya
      Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Perusahaan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering kali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain.

ü  Faktor Sosial
      Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta peranan dan status sosial konsumen. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung. Definisi kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama. Keluarga dapat pempengaruhi perilaku pembelian. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi. Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.

ü  Faktor Pribadi
      Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli. Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu. Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang ). Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang. Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berada dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen. Bila jenis- jenis kepribadian dapat diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang kuat antara jenis-jenis kepribadian tersebut dengan berbagai pilihan produk atau merek.

ü  Faktor Psikologis
      Pemilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor psikologis, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan serta kepercayaan.

o   Motivasi merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.

o   Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda-beda dari objek yang sama.

Ada tiga proses persepsi:
                  1. Perhatian yang selektif
                  2. Gangguan yang selektif
                  3. Mengingat kembali yang selektif
o   Pembelajaran menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Sedang kepercayaan merupakan suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

ü  Faktor Marketing Strategy
      Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah:
1)  Barang,
2)  Harga,
3)  Periklanan
4)  Distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan.
                  Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk          evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan               pemasaran. Strategi pemasaran kemudian    dikembangkan dan              diarahkan   kepada konsumen. Ketika konsumen telah mengambil         keputusan kemudian evaluasi pembelian masa lalu, digambarkan            sebagai umpan balik kepada konsumen individu. Selama                    evaluasi, konsumen akan belajar dari pengalaman dan       pola              pengumpulan informasi mungkin berubah, evaluasi merek, dan                  pemilihan merek. Pengalaman konsumsi secara langsung akan                berpengaruh apakah konsumen akan membeli merek yang sama lagi.                   Panah umpan balik mengarah kembali kepada organisasi              pemasaran. Pemasar akan mengiikuti rensponsi konsumen dalam            bentuk saham pasar dan data    penjualan. Tetapi informasi ini           tidak menceritakan kepada pemasar tentang mengapa   konsumen          membeli atau informasi tentang kekuatan dan kelemahan dari              merek pemasar secara relatif terhadap saingan. Karena itu               penelitian pemasaran diperlukan pada tahap ini untuk                   menentukan reaksi konsumen terhadap merek dan kecenderungan            pembelian dimasa yang akan datang. Informasi ini mengarahkan         pada manajemen untuk merumuskan kembali   strategi pemasaran         kearah pemenuhan kebutuhan konsumen yang lebih baik.

      Berdasarkan landasan teori, ada dua faktor dasar yang mempengaruhi      perilaku konsumen yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
a)  Faktor eksternal
      Faktor eksternal merupakan faktor yang meliputi pengaruh keluarga, kelas sosial, kebudayaan, marketing strategy, dan kelompok referensi. Kelompok referensi merupakan kelompok yang memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung pada sikap dan prilaku konsumen. Kelompok referensi mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku.

b)  Faktor internal
      Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor internal adalah motivasi, persepsi, sikap, gaya hidup, kepribadian dan belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Seringkali perilaku manusia diperoleh dari mempelajari sesuatu.

 D.KEPUTUSAN PEMBELIAN
            Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri   kepribadiannya, termasuk    usia, pekerjaan, keadaan ekonomi.   Perilaku konsumen akan menentukan proses       pengambilan keputusan dalam   melakukan pembelian.
            Menurut Kotler (1997) ada beberapa tahap dalam mengambil suatu    keputusan       untuk melakukan pembelian, anatara lain:
1.  Pengenalan Masalah
                  Merupakan faktor terpenting dalam melakukan proses                pembelian, dimana pembeli akan mengenali suatu masalah atau             kebutuhan.
2.  Pencarian informasi
                  Seorang selalu mempunyai minat atau dorongan untuk                mencari informasi. Apabila dorongan tersebut kuat dan obyek         yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia maka konsumen akan           bersedia untuk membelinya.
3.  Evaluasi Alternatif
                  Konsumen akan mempunyai pilihan yang tepat dan membuat            pilihan alternatif secara teliti terhadap produk yang akan                dibelinya.
4.   Keputusan Pembeli
                  Setelah konsumen mempunyai evaluasi alternatif maka               konsumen akan membuat      keputusan untuk membeli. Penilaian              keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihan merek di                   antara beberapa merek yang tersedia.

 E.TEORI PERILAKU KONSUMEN
      Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga barang, disaat kondisi yang lain tidak berubah (ceteris paribus). Perilaku konsumen ini didasarkan pada Teori Perilaku Konsumen yang menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya.

 F.PENDEKATAN PERILAKU KONSUMEN
Pendekatan untuk mempelajari perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang:
1.  Pendekatan Kardinal
2.  Pendekatan Ordinal




SUMBER :
http://baktyputra.blogspot.com/2011/10/sumber-daya-konsumen.html
http://rizkiaamalia.blogspot.com/2012/12/perilaku-konsumen.html

PENENTUAN HARGA PERMINTAAN DAN PENAWARAN


PENENTUAN HARGA PERMINTAAN DAN PENAWARAN

 A. Pengertian Permintaan dan Penawaran
·         Permintaan adalah jumlah barang yang dibeli oleh konsumen dengan harga dan periode tertentu. Teori permintaan yaitu analisis dalam ilmu ekonomi yang menerangkan faktor-faktor yang menemukan permintaan, dan bagaimana faktor-faktor ini mempengaruhi keseimbangan. Kurva permintaan individual adalah suatu kurva yang menunjukkan jumlah-jumlah suatu barang untuk setiap satuan waktu oleh seorang konsumen yang ingin membeli pada berbagai harga satuan barang tersebut.

·         Penawaran adalah keadaan keseluruhan dari hubungan antara harga dan jumlah penawaran. Teori Penawaran yaitu analisis dalam ilmu ekonomi yang menerangkan faktor-faktor yang menentukan penawaran dan bagaimana faktor-faktor ini akan menentukan keseimbangan dan perubahan keseimbangan di pasar. Kurva penawaran adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu barang dengan jumlah yang ditawarkanprodusen/penjual.


 B. Hukum Permintaan dan Penawaran
·         Hukum permintaan yaitu suatu dalil/rumusan yang menerangkan ciri hubungan antara tingkat harga dan kuantitas barang yang diminta. Ciri hubungan tersebut adalah semakin tinggi harga, semakin sedikit kuantitas yang diminta. Secara grafk hubungan ini digambarkan oleh kurva permintaan.

·         Hukum penawaran yaitu suatu dalil/rumusan yang menerangkan ciri hubungan antara tingkat harga dan kuantitas barang yang ditawarkan. Ciri hubungan tersebut adalah semakin tinggi harga, semakin tinggi banyak kuantitas yang ditawarkan. Secara grafik hubungan ini digambarkan oleh kurva penawaran.



 C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran
·         Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan :
a)  Harga barang itu sendiri
b)  Harga barang lain yang mempunyai kaitan erat dengan barang tersebut
c)  Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat
d)  Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat
e)  Cita rasa masyarakat/selera konsumen
f)  Jumlah penduduk
g)  Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan dating

·         Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran :
a)  Harga barang itu sendiri
b)  Harga barang lain yang mempunyai kaitan erat dengan barang tersebut
c)  Biaya produksi
d)  Tujuan perusahaan
e)  Tingkat teknologi yang digunakan

 D. Penentuan Harga Permintaan dan Penawaran : Penentuan Harga Keseimbangan

            Harga keseimbangan atau harga ekuilibrium dalam ekonomi   adalah merupakan harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan    kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan    antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana      kuantitas yang diminta dan      yang ditawarkan sama  besarnya.      Jika keseimbangan ini telah tercapai,     biasanya titik  keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak   pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.

           Masalah harga berhubungan dengan barang ekonomis, sebab    barang ekonomis adanya langkah dan berguna dan untuk   memperolehnya   diperlukan pengorbanan uang dengan bantuan      harga. Harga adalah perwujudan nilai tukar atas suatu      barang/jasa yang dinyatakan uang. Oleh karena itu, harga      merupakan nilai tukar obyektif atas barang/jasa dan nilai      tukar obyektif itu sendiri adalah harga pasar    atau harga      keseimbangan. Harga pasar tidak terbentuk secara otomatis      akan tetapi melalui suatu proses mekanisme pasar yakni tarik     menarik antara kekuatan pembeli dengan permintaannya dan    kekuatan penjual dengan penawarannya.
           Berdasarkan pengertian tersebut maka harga keseimbangan    dapat diartikan harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan    kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil      kesepakatan     antara pembeli (konsumen) dan   penjual (produsen) di mana
     kuantitas yang diminta dan yang      ditawarkan sama      besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai,     biasanya   titik      keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan    pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHgb5MsFNu_WzOvFw3k_v6-KqBqSn9d_nYLsW-4L9a9Vt18qigsDA8RT7YB0yl1-0ZaTG7dFxjl70CZ4gc2UvaDFW0gCeULzokTgf4gQM8wbFENTfIy-AZRp4uEplQjwAyWiIACSC6wOJX/s320/Untitled.png


     Menentukan Keadaan Keseimbangan Dengan Matematik

           Keadaan keseimbangan dapat pula ditentukan secara    matematik, yaitu dengan memecahkan persamaan permintaan dan
     persamaan penawaran secara serentak atau simultan.
    
     CONTOH :
     Persamaan permintaan : Qd = 1.500 – 0,001 Pq
     Persamaan penawaran  : Qs = -100 + 0,001 Pq
     Syarat keseimbangan adalah permintaan sama dengan penawaran     atau Qd    = Qs.
    
     1.500 – 0,001 P = -100 + 0,001 Pq
     1.500 + 100 = 0,001 P + 0,001 Pq
     1.600 = 0,002 Pq
     Pq = 800.000 ( harga keseimbangan / harga pasar )




     SUMBER ;