1. Kebudayaan Modern Tiruan
Tantangan yang sungguh-sungguh mengancam kita adalah
Kebudayaan Modern Tiruan. Dia mengancam justru karena tidak sejati, tidak
substansial. Yang ditawarkan adalah semu. Kebudayaan itu membuat kita menjadi
manusia plastik, manusia tanpa kepribadian, manusia terasing, manusia kosong,
manusia latah.
Kebudayaan Blasteran Modern bagaikan drakula: ia mentereng,
mempunyai daya tarik luar biasa, ia lama kelamaan meyedot pandangan asli kita
tentang nilai, tentang dasar harga diri, tentang status. Ia menawarkan
kemewahan-kemewahan yang dulu bahkan tidak dapat kita impikan. Ia menjanjikan
kepenuhan hidup, kemantapan diri, asal kita mau berhenti berpikir sendiri,
berhenti membuat kita kehilangan penilaian kita sendiri. Akhirnya kita
kehabisan darah , kehabisan identitas. Kebudayaan modern tiruan membuat kita lepas
dari kebudayaan tradisional kita sendiri, sekaligus juga tidak menyentuh
kebudayaan teknologis modern sungguhan (Suseno;1992)
2. Bagaimana Memberi Makan, Sandang, dan
Rumah
Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa, budaya adalah perjuangan
manusia dalam mengatasi masalah alam dan zaman. Permasalahan yang paling
mendasar bagi manusia adalah masalah makan, pakaian dan perumahan. Ketika orang
kekurangan gizi bagaimana ia akan mendapat orang yang cerdas. Ketika kebutuhan
pokok saja tidak terpenuhi bagaimana orang akan berpikir maju dan menciptakan
teknologi yang hebat. Jangankan untuk itu, permasalahan pemenuhan kebutuhan
kita sangat mempengaruhi pola hubungan di antara manusia. Orang rela mencuri
bahkan membunuh agar ia bisa makan sesuap nasi. Sehingga, kelalaian dalam hal
ini bukan hanya berdampak pada kemiskinan, kelaparan, kematian, akan tetapi
akan berpengaruh dalam tatanan budaya-sosial masyarakat.
3. Masalah Pendidikan yang Tepat
Pendidikan masih menjadi permasalahan yang menjadi perhatian
serius jika bangsa ini ingin dipandang dalam percaturan dunia. Ada fenomena
yang menarik terkait dengan hal ini, yaitu mengenai kolaborasi kebudayaan
dengan pendidikan, dalam artian bagaimana sistem pendidikan yang ada
mengintrinsikkan kebudayaan di dalamnya. Dimana ada suatu kebudayaan yang
menjadi spirit dari sistem pendidikan yang kita terapkan.
4. Mengejar Kemajuan Perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
Problem ini beranjak ketika kita sampai saat ini masih menjadi
konsumen atas produk-produk teknologi dari negara luar. Situasi keilmiahan kita
belum berkembang dengan baik dan belum didukung oleh iklim yang kondusif bagi
para ilmuan untuk melakukan penelitian dan penciptaan produk-produk, teknologi
baru. Jika kita tetap mengandalkan impor produk dari luar negeri, maka kita
akan terus terbelakang. Oleh karena itu, hal ini tantangan bagi kita untuk
mengejar ketertinggalan iptek dari negara-negara maju.
5. Kondisi Alam Global
Beberapa waktu yang lalu di halaman depan harian Kompas
tanggal 12 April 2007, ada berita menarik mengenai keadaan bumi hari ini,
’Pemanasan Global, Jutaan Orang akan Teracam”. Pemanasan global akan memberi
dampak negatif yang nyata bagi kehidupan ratusan juta warga di dunia.
Demikianlah antara lain isi laporan kedua PBB yang sudah dipublikasikan tahun
2007. Laporan pertama berisikan bukti ilmiah perubahan iklim, sedangkan laporan
ketiga akan membeberkan tindakan untuk menanganinya.
Laporan para pakar yang tergabung dalam Intergovermental Panel
on Climate Change (IPCC) dibeberkan dalam jumpa pers secara serentak di
berbagai belahan dunia, Selasa (10/04/2007). Laporan setebal 1.572 halaman itu
ditulis dan dikaji 441 anggota IPCC.
Salah satu dampak pemanasan global adalah meningkatnya suhu
permukaan bumi sepanjang lima tahun mendatang. Hal itu akan mengakibatkan
gunung es di Amerika Latin mencair. Dampak lanjutannya adalah kegagalan panen,
yang hingga tahun 2050 mengakibatkan 130 juta penduduk dunia, terutama di Asia,
kelaparan. Pertanian gandum di Afrika juga akan mengalami hal yang sama.
Laporan itu menggarisbawahi dampak pemanasan global berupa
meningkatnya permukaan laut, lenyapnya beberapa spesies dan bencana nasional
yang makin meningkat. Disebutkan, 30% garis pantai di dunia akan lenyap pada
2080. Lapisan es di kutub mencair hingga terjadi aliran air di kutub utara. Hal
itu akan mengakibatkan terusan Panama terbenam.
Naiknya suhu memicu topan yang lebih dasyat hingga
mempengaruhi wilayah pantai yang selama ini aman dari gangguan badai. Banyak
tempat yang kini kering makin kering, sebaliknya berbagai tempat basah akan
semakin basah. Kesenjangan distribusi air secara alami ini akan berpotensi
meningkatkan ketegangan dalam pemanfaaatan air untuk kepentingan industri,
pertanian dan penduduk.
Asia menjadi bagian dari bumi yang akan paling parah.
Perubahan iklim yang tak terdeteksi akan menjadi bencana lingkungan dan
ekonomi, dan buntutnya adalah tragedi kemanusiaan. Laporan itu mengingatkan,
setiap kenaikan suhu udara 2 derajat celsius, antara lain akan menurunkan
produksi pertanian di Cina dan Bangladesh hingga 30 persen hingga 2050.
Kelangkaan air meningkat di India seiring dengan menurunya lapisan es di
Pegunungan Himalaya. Sekitar 100 juta warga pesisir di Asia pemukimannya
tergenang karena peningkatan permukaan laut setinggi antara 1 milimeter hingga 3
milimeter setiap tahun. Saat ini, pemanasan global sudah terasa dengan
terjadinya kematian dan punahnya spesies di Afrika dan Asia (Kompas, Kamis 12
April 2007).
Nama : Sumeiyi Shintayo
NPM : 16111937
Kelas : 1 KA 35
Tidak ada komentar:
Posting Komentar